Monday, July 28, 2014

Besties (Chapter 3)

The Untold Story


(Buat yang barusan mampir buat baca, kalian bisa klik disini untuk baca chapter 1 dan disini untuk part 2)

Kellin's POV

Apa yang kualami kali ini benar-benar merupakan suatu hal yang paling menyedihkan. Bagaimana bisa aku terbangun dengan rasa sakit luar biasa seperti itu? Seluruh tubuhku bagaikan diremas dan panas, bahkan terasa hingga sekarang.

Kini aku terbangun dan melihat sekitarku. Aku mendengar bunyi beep beep yang menggelisahkanku. Aku merasa sangat asing dengan tempat ini. Ruangan ini cukup luas, tidak terlalu terang, dan aku sendirian disini dengan selang-selang yang menempel di tubuhku serta beberapa alat yang sangat menakutkanku. Aku sedang berada di rumah sakit, tepatnya di ICU, dan tubuhku terasa sangat lemah. Aku harap, tidak ada kabar buruk tentang apa yang kurasakan.


Elle's POV

Aku memutuskan untuk ke ICU. Aku ingin menemui Kellin, saudaraku. Rasanya aku ingin menangis dan memeluknya karena apa yang kurasakan kini sangat bercampur aduk. Ingatanku akan masa laluku dengannya sangat menghantuiku.

Beberapa tahun lalu, sebelum keluarga Bostwick mengangkatku sebagai anak, aku sudah bersahabat dengan Kellin. Bahkan aku merasakan hal yang lebih dari sahabat. Saudara kah? Bukan. Aku jatuh cinta dengannya. Mungkin rasa cintaku kepadanya bisa dikatakan hanyalah sebagai cinta monyet, tapi aku bersumpah bahwa aku sungguh-sungguh mencintainya.

Aku ingat ketika usiaku dan Kellin masih delapan tahun, dan kami bermain pura-pura menikah. Yah, itu hal yang sangat lucu jika aku bandingkan dengan kenyataan bahwa kami tidak akan pernah menikah. Lucu sekali, ketika ia membuatkanku sebuah mahkota dari bunga liar di taman sekolah dan cincin dari jerami yang hingga saat ini masih kusimpan di sebuah kotak yang kusebut kapsul waktu. Ya, mungkin benda-benda itu sudah layu, tapi aku tetap akan menyimpannya untuk selamanya apalagi dalam kondisi seperti ini. Mungkin aku bisa kehilangannya, cepat atau lambat.

Sesampainya di ICU, aku langsung membuka pintu kamar Kellin tanpa persetujuan siapapun. Aku menyelinap saja, dan ternyata ia sudah sadar.

"Elle. Apa yang terjadi?" Kellin mulai bertanya. Suaranya terdengar pelan dan lemah. Aku tidak tega jika harus mengatakan yang sesungguhnya terjadi kepadanya. Aku tidak tega jika harus mengatakan bahwa ia sakit. Benar-benar sakit.

"A-aku tidak tahu," jawabku. Kurasa akan lebih baik kalau bukan aku yang mengatakan semua ini.
Aku berjalan mendekatinya dan mengambil sebuah kursi untuk duduk disebelahnya. Aku memandanginya sebentar, lalu menggenggam telapak tangannya yang terasa sangat dingin. Aku merasakan rasa sakitnya. Aku tahu dia masih kesakitan.

"Tidak masalah kan, bro?" Tanyaku setelah setetes air mataku mengalir. Aku mulai menyentuh kepalanya dan membelai rambutnya. Aksiku ini mungkin terlihat mencurigakan.

"Aku harap begitu, " jawabnya dengan nada pasrah.

"Kita tunggu ibu dan ayah. Mereka pasti tahu apa yang terjadi."

"Ya. Aku harap semuanya baik-baik saja."

"Pasti," kini aku semakin tidak tega, dan rasanya aku ingin menangis. Tapi jika aku menangis, maka ia akan lebih curiga. Kuputuskan untuk diam sejenak. Aku memnenamkan wajahku di atas tanganku yang menyender pada tempat tidur Kellin untuk menyembunyikan air mataku. Tanpa kusadari, aku tertidur dalam keadaan membungkuk.


Kellin's POV

Aku yakin kalau sesuatu yang buruk telah terjadi. Aku tahu jika Elle telah menyembunyikan sesuatu. Mungkin ia sudah tahu penyakitku, namun ia merahasiakannya dariku. Tapi, aku tidak bisa menyalahkannya. Ia pasti sangat lelah karena terbangun di pagi-pagi buta karenaku.

Kini Elle tertidur di sebelahku. Hari ini ia pasti membolos sekolah demi aku. Aku tahu persis kalau hari ini bukanlah hari yang baik baginya dan juga bagiku bahkan bagi ibu dan ayah karena aku sakit, bahkan terbaring di ICU. Aku pun ikut tertidur sambil menggenggam tangannya. Aku mengingat segala hal yang indah di masa lalu kami berdua hingga melupakan rasa sakit yang aku rasakan sekarang. Aku masih berharap bahwa tidak ada sesuatu yang menyedihkan datang menghampiriku.



Next for CHAPTER 4 - Low
 

No comments:

Post a Comment

Feel free to give me your opinion :D