Monday, March 12, 2012

Beruntunglah Hey Cewe Cute Disana!

Beruntunglah lo yang jadi cewe girly dan suka pake barang serba cute
Beruntunglah karena lo bisa pake itu semua
Sedangkan gue?
Badan gue pantesnya dikasih pernak-pernih serba item, gothic, metal, dsb.
Walau sebenernya gue bosen
Rambut gue cuma bisa dikuncir satu
Gue nggak pede dengan aksen cewe padahal gue ini cewe tulen
Gue disangka nggak normal
Suara gue gedhe
Badan gue gedhe
Sayangnya jalan gue segaris
Gue belum nemuin jati diri
Gue labil...
Tapi gue hidup di tengah anak yang berperilaku SOK DEWASA
Dan gue yakin mereka sebenernya nggak dewasa
Kalo gue pake barang girly
Mereka heran...
Kalo gue dandan
Mereka heran...
Katanya alay katanya lebay katanya kemayu
Gue cewe, bego!
Nyadar nggak sih?
Gue suka sama cowo
Mereka heran...
Apa sih maunya???
Sok care amat sih
Carenya cuma sama hal yang jelek
Tapi NGGAK PERNAH LIHAT BAGUSNYA GUE
Gue bingung...
Gue makin labil
Gue cari semua yang pas
Nggak ada...
Gue penge tampil cute sekali aja tanpa dikata-katain
Tapi susah...
Emang beruntunglah lo
Hey cewe cute disana!



***based by my true story***

Sunday, March 11, 2012

Puisi Cinta Yang Depresi

"Sayang, kamu tau nggak kalau aku akan selalu menaruhmu dihatiku?"
"Aku mau kamu juga taruh aku dalam hatimu!"
Buat apa aku menaruhmu lagi di hatiku?
Batinku...
Kamu tak akan pernah tepati janjimu
Mulutmu manis semanis empedu
Tak dapat lagi aku percaya padamu
Kamu bagaikan SAMPAH BERJALAN
Tidak berguna...
Habis semua cinta ini
Kamu kemarin berjalan sambil menggandengnya
Taukah kamu bahwa aku melihatnya
Kamu mencium bibirnya
Yang tak pernah kamu lakukan padaku
Aku sakit hati...
Tapi aku tak mati
Cintaku belum mati namun sikapku padamu yang mati
Kamu tau?
Setiap hal telah ku korbankan untukmu
Namun kamu hanya membalasnya dengan
Ciuman lembut untuk dia
Baiklah aku yang pergi
Menjauhi muka busukmu yang penuh kenistaan



*****Sebelumnya, ini cuma puisi yang fiktif. Jadi buat kalian yang baca. Jangan anggap aku abis putus atau gimana. Karena ini cuma karangan FIKTIF. Makasih udah baca :)

Thursday, March 8, 2012

Cintaku Tertinggal Dihatinya (Cerpen By Request)


                Aku berjalan di tengah keheningan malam. Aku meratapi hidupku yang sepi dan penuh kesedihan. Hari ini memanglah sungguh menyebalkan bagiku. Entah mengapa banyak temanku yang pergi menjauh dariku. Dan kekasihku telah memutuskan hunungan kami.
                Aku tak habis pikir pada kenyataan yang menimpaku. Aku sungguh-sungguh merasa bosan dengan hidupku. Aku pikir hidupku harus berakhir hari ini juga.
                Berjalan terus, aku berjalan terus. Aku berjalan tanpa tujuan pasti. Kakiku melangkah dan melangkah arah pun bukan masalahnya. Dingin malam juga bukan masalah. Dan kini aku sampai diatas gedung bertingkat sepuluh.
                Di atap gedung ini aku ingin mengakhiri hidupku. Aku ingin terjun bebas kebawah. Melayang dan lepaskan semua beban hingga nafasku berakhir. Hatiku sudah hancur. Tak ada yang mempedulikanku, aku memang pantas untuk mati.
                Ketika aku akan mulai turun, seseorang meneriakiku,
“Hey kamu!” katanya,
Aku langsung mencari arah datangnya suara itu. Aku tidak mau ada saksi mata dalam kematianku nanti.
“Siapa kamu?” teriakku kembali sambil mencari orang yang memanggilku,
“Aku tepat di belakangmu!” jawabnya,
Ketika aku menghadap belakang, aku temui seorang pria tinggi kurus berkacamata dan berambut ikal.
“Kamu siapa?” tanyaku,
“Maaf mengganggumu. Aku hanya ingin melihat sebuah atraksi dari sini. Teruskan atraksimu!” jawabnya,
“Atraksi? Maksudmu?” aku bingung dengan maksud pria itu,
“Sudahlah. Teruskan saja terjunnya!” jawabnya,
“Tapi kamu harus pergi dari sini!” perintahku,
“Maaf, dilarang mengusir penonton.”
“Apa sih maumu?”
“Yah, sekarang apa maumu?”
“Kok malah tanya balik?”
“Kenapa kamu ingin loncat dari sini?”
“Bukan urusan kamu!”
“Galak amat sih.”
“Terserah dong!”
“Oke, aku biarkan kamu turun dan membuang segala kesempatan di dalam hidupmu.”
“Apa maksudmu?”
“Sebenarnya masih banyak kesempatan untuk memperbaiki semua masalahmu, tapi kalau kamu masih mau turun, ya silahkan. Abaikan semua kesempatan itu!”
“Cerewet!”
“Apa harus aku bercerita padamu?”
“Cerita apa lagi? Emang benar-benar cerewet ya kamu.”
“Ya sudah. Jangan dengarkan ceritaku!”
                Entah mengapa aku sangat penasaran dengan cerita pria itu dan memutuskan untuk mendengarkannya.
“Okey, aku mau dengarkan ceritamu. Tapi sebelumnya, siapa namamu?” Tanyaku,
“Panggil saja aku Hans. Kamu?”
“Aku Dini.”
“Baiklah, aku mulai ceritaku....
                Ada seorang anak orang kaya yang hidup dalam kemewahan. Semua yang dia inginkan selalu terpenuhi dan ia tidak pernah merasa kekurangan. Namun pada suatu saat, ibunya harus pergi meninggalkannya karena diam-diam telah menikah lagi dengan pria lain. Anak itu menjadi sangat membenci ibunya.
                Suatu ketika, ayahnya juga menikah lagi dengan  wanita lain sehingga ia merasa hidup sendiri. Sebagai seorang laki-laki, ia mungkin tidak terlalu sensitif. Namun karena tidak ada satupun keluarga yang peduli dengannya, ia jatuh dalam pergaulan yang salah dan ia mulai mencicipi indahnya dunia malam.
                Setiap malam, ia selalu pergi ke tempat hiburan dan menggodai wanita-wanita cantik serta mabuk-mabukan. Bahkan ia mencoba untuk menggunakan narkoba. Ia juga lupa kalau dia sudah kelas dua belas SMA dan akan menghadapi ujian kelulusan sehingga dia mengabaikan sekolahnya.
                Hingga pada hari kelulusan, ia mendapati nilainya yang sangat buruk dan hancur. Walaupun dia lulus, nilainya itu tidak bisa membuatnya mudah mendapatkan perguruan tinggi. Padahal sebelumnya dia adalah seseorang yang pintar dengan segudang prestasi. Ayahnya sangat marah dan benar-benar geram dengan kenyataan ini. Keluarganya benar-benar malu padanya.
                Bahkan penderitaannya tidak hanya sampai disitu, ia juga mendapati kenyataan bahwa kekasihnya yang paling dia cintai memutuskan untuk meninggalkannya dan menjadi kekasih sahabat karib yang paling dia percayai. Dia merasa dihianati hingga suatu saat seorang teman wanitanya yang lain datang dan mengaku telah dihamili olehnya. Dia merasa hidupnya penuh dengan maksiat dan kenistaan.
                Karena sangat putus asa, ia memutuskan untuk terjun dari atas gedung berlantai sepuluh dan mati. Namun yang terjadi adalah, dia tidak mati. Dia hanya lumpuh dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sekujur tubuhnya seperti mati tapi ia hidup.
                Dalam kelumpuhannya ia hanya bisa mendengar apa yang dikatakan ayahnya yang ternyata masih menyayanginya apapun yang terjadi, bahkan semua orang yang telah menghianatinya datang dan mereka meminta maaf padanya serta seorang wanita yang mengaku hamil itu ternyata tidak hamil. Dan ternyata banyak sekali orang yang begitu menyayanginya. Yang sangat pareh adalah kenyataan bahwa sebenarnya ibunya itu telah mendaftarkannya disebuah Universitas terbaik di Amerika dengan menempuh segala perjuangan.
                Dia menyesali pilihannya untuk mati dan ia ingin hidup. Namun terlambat, pada hari ketiga setelah ia terjun itu ajal menjemputnya. Ia hanya pasrah mendapati hal itu. Bahkan dia menyesal karena ternyata banyak sekali orang yang menyayanginya.
Jadi seperti itu.” Cerita Hans berakhir.
“Terus, apakah pria itu punya ciri?” tanyaku,
“Ehm, dia selalu memakai gelang kain berwarna hitam dan bertuliskan namanya. Dia menganggap itu adalah lambang kehidupannya.”
“Sedih sekali hidupnya.”
“Sepertinya kamu masih beruntung dengan hidupmu, Dini.”
“Ah, benar Hans. Ceritamu membuat aku tidak ingin terjun.” Aku pun tersenyum pada Hans dan ia membalas senyumanku. Aku melihat senyumannya itu dan merasa jatuh cinta padanya. Sepertinya dia pria yang baik. Aku harap bisa dekat dengannya.
“Ehm, sekarang lihat bintang-bintang itu dan berdoalah supaya hidupmu menjadi lebih baik setelah ini.” Kata Hans.
“Baiklah.” Lalu aku memejamkan mataku dan berdoa. Aku ingin hidupku menjadi lebih baik.
                Setelah berdoa, aku membuka mata dan kudapati bahwa Hans tidak ada. Aku mencarinya sambil berteriak,
“Hans! Hans!” seruku, namun tidak ada seorangpun yang menjawabku.
Aku mencari Hans disekelilingku, namun dia tidak ada. Aku benar-benar bingung dan merasa kehilangan karena aku benar-benar mencintainya. Hingga tiba-tiba datanglah seorang satpam,
“Hey! Ngapain kamu disini?” tanya satpam itu,
“Saya mencari teman saya.” Jawabku,
“Tidak ada siapapun disini.”
“Tidak mungkin pak. Jangan-jangan dia sudah turun?”
“Tidak ada seorangpun dibawah. Siapa temanmu?”
“Ehm, namanya Hans pak.”
“Ha...Hans? Apakah nama lengkapnya Yohanes? Yohanes siapa ya?” gumam satpam itu,
“Saya tidak tahu pak.” Lalu ketika aku melihat ke bawahku, aku menemukan sebuah gelang hitam dengan tulisan Yohanes Hansel dan aku ingat dengan cerita Hans tadi.
“Ini gelangnya siapa?” tanya satpam itu setelah melihatku memperhatikan gelang itu.
“Saya juga bingung pak.” Dalam hatiku, aku sangat ketakutan karena aku tahu gelang ini psti milik pria yang diceritakan Hans tadi,
“Coba saya lihat!” lalu satpam itu memperhatikan gelang hitam yang aku pegang. “Ya ampun mbak! Iya ini namanya, Yohanes Hansel. Apa di-dia tinggi, kurus dan berkacamata?” Tanya satpam itu bagaikan mengintrogasiku,
“I-iya pak. Kok bapak tahu? Bapak kenal?”
“I-ini pria yang loncat dari sini sebulan yang lalu.”
“Apa pak? Jangan bercanda pak! Tadi saya habis bicara sama dia.”
“Wah, mbak. Mbak sudah ngomong sama hantu tuh. Makanya jangan main ke atas sini malem-malem mbak!” kata satpam itu.
                Lalu aku bergegas pulang. Perasaanku benar-benar campur aduk antara sedih, bingung, ngeri dan masih ada keinginanku untuk bersama Hans. Aku tidak menyangka sebelumnya bahwa dia akan menceritakan dirinya sendiri. Sangat disayangkan kalau ternyata dia sudah meninggal. Padahal aku sudah menyimpan rasa cinta. Ah, biarlah dia pergi. Karena cintaku tertinggal di hatinya.

Requested by :
*Tittle by : Mutiara Pratiwi
*Story by : Tyas