Skip to main content

Monolog - Sayu

Sayu


Illustration by Elisabeth Cintami (Instagram @elelisalisa)
"Cinta, nista, derita"

Tiga kata itu aku pegang dalam sayu. Hatiku yang kini terasa sendu berjalan menembus barisan partikel rindu. Memangnya siapa yang ada dalam rinduku? Seekor kutu? Seonggok kayu? Sebutir batu? Aku tetap berjalan dalam sayu.

Ruangan kosong itu berantakan meskipun tanpa benda. Sssttt! Diamlah! Aku sedang merayu kamu yang berlari mengenakan kacamata kudamu. Kamu memang gila. Kamu berlari tanpa busana, dan aku melihatmu, meskipun sayu.

Kacamata kuda, telanjang. Apa lagi? Apalah semua itu kalau mataku sayu. Jika kamu mau tahu, aku sudah mengalahkan segala musuh jahatmu sehingga hanya kamu yang berlari, dan aku yakin kamu tidaklah kesepian karena ada aku.

Kini kamu menghampiriku dengan menggenggam sebilah pisau di tangan kananmu, dan sebatang obor di tangan kirimu. Aku pun menyerahkan diriku untuk maju mendekatimu tanpa aku tahu kalau kamu hanya ingin membinasakanku. Mataku sayu. Aku tidak peduli apapun selain melihat dengan apa adanya saja. Pikiranku kosong dan aku merelakan diri tanpa mengelak.

Apakah kamu mau menyantapku? Itu lebih baik daripada kamu membinasakanku.

Namun semua itu terjawab dengan mudah ketika kamu mulai menyayati pergelangan tanganku. Aku tidak kunjung mati. Apakah kamu kesal? Aku tidak mati. Kamu pun mulai membelaikan api yang menyambar-nyambar di pucuk obormu ke sekujur tubuhku hingga aku berteriak agar sekalian saja kamu memandikanku dalam genangan api neraka.

Kamu tidak pernah menyerah kalau itu untuk menyingkirkanku. Untuk membinasakanku. Tapi aku berada dalam nista, dan mataku sayu. Aku teler. Kamu bodoh. Aku hanya menyingkirkan deritaku namun tidak diriku. Sayu, aku tidak pernah berpikir dan merasa lagi. Rayuanku kepadamu hanyalah pementasan dramaku, sekarang. Apa kamu pernah berpikir? Kamu itu bodoh. Aku sayu. Aku teler. Aku tidak mengikutimu berlari. Aku mengawasimu berlari bagaikan kamera yang sedang mengambil gambarmu. Semoga kamu tidak meletakkan hatimu di tempat yang terlalu tinggi karena kini aku berjalan dalam sayu.


Catatan: Dilarang keras untuk COPAS!

Semarang, 10 Maret 2015
ELISABETH DYAH AYU CINTAMI WISNUGROHO

Comments

Popular posts from this blog

Ngoceh Lagu > A Trophy Father’s Trophy Son by Sleeping With Sirens

Mungkin buat yang dulu pernah buka blog ini dan nemuin yang namanya “Bedah Lagu”, tahu maksud gue bikin artikel macem gini. Hehehe. Ngoceh lagu tuh maksudnya semacem bedah lagu, cuma ini nggak perlu diartiin per baris. Hehehe. Ada beberapa fakta dan opini dari lagu-lagu yang gue ocehin, dan gimana efek lagu itu buat gue (dan mungkin buat kita semua). Pokoknya gue mau ngocehin lagu itu sampe puas, dan kalo ada salah-salah, gue mohon maaf dan bantuannya yak buat ngebenerin atau ngelurusin fakta yang salah lewat komen di bawah. Hehehe. Langsung aja deh, gue mau ngocehin lagunya Sleeping With Sirens dari album Let’s Cheers To This (2011) yang judulnya A Trophy Father’s Trophy Son. Capcus! Ini liriknya "A Trophy Father's Trophy Son" Father, father, tell me where have you been? Its been hell not having you here I've been missing you so bad And you don't seem to care When I go to sleep at night, you're not there When I go to sleep at night...

Sastra Inggris – Secuplik Perjalanan Seorang Anak Bawang

Sastra Inggris – Secuplik Perjalanan Seorang Anak Bawang Source: Instagram @elisabethcintami Hari Sabtu gini cocok lah buat cerita-cerita dikit, sambil ngopi sama ngemil wiskas (eh, bukan! Bukan! -__-). Pokoknya sambil ngemil. Oke! Jadi gue mau cerita biar nggak terus-menerus terlarut dalam dunia imajinasi liar gue. Mungkin sebagian dari kalian males banget bacanya. Tapi cerita ini serius, dan berasal dari dalam lubuk hati gue (yaelah). Oke langsung aja... Jadi, udah setahun aja gue jadi mahasiswa di jurusan Sastra Inggris alias English Department di UNDIP. Gue nggak nyangka setelah menclok sana-sini, pikiran melayang-layang terbang di udara, dan hati berdebar-debar nan berenang-renang (apasih?), akhirnya gue masuk Sastra Inggris.

Ngocehin Lagu – Heartache by One Ok Rock

“Heartache” Lagu Sedih Gagal Move On Halo! Kulanuwun !!! Hahaha. Udah lama banget nggak bahas lagu gitu ya. Hmm... Sebenernya banyak lagu yang mau gue ocehin di blog ini, tapi belum ada waktu aja buat nulisnya. Nah! Kali ini, gue mau ocehin lagu dari band yang berasal dari Jepang (weh! Beda nih!). Hmm... Band  yang satu ini adalah band Jepang pertama yang gue suka (dan baru-baru ini o.O). Agak malu juga sih gue, hehehe.